This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
Open to considering volunteer work for registered non-profit organizations
Rates
Arabic to Indonesian - Standard rate: 0.03 USD per word / 20 USD per hour / 0.25 USD per audio/video minute English to Indonesian - Standard rate: 0.03 USD per word / 20 USD per hour / 0.25 USD per audio/video minute Korean to Indonesian - Standard rate: 0.03 USD per character / 20 USD per hour / 0.25 USD per audio/video minute Indonesian to Arabic - Standard rate: 0.03 USD per word / 20 USD per hour / 0.25 USD per audio/video minute Indonesian to English - Standard rate: 0.03 USD per word / 20 USD per hour / 0.25 USD per audio/video minute
Indonesian - Standard rate: 0.03 USD per word / 20 USD per hour / 0.25 USD per audio/video minute Arabic - Standard rate: 0.03 USD per word / 20 USD per hour / 0.25 USD per audio/video minute English - Standard rate: 0.03 USD per word / 20 USD per hour / 0.25 USD per audio/video minute
English to Indonesian: The World’s Biggest Melting Pot ENG-IND Translation General field: Social Sciences Detailed field: Anthropology
Source text - English UNIT 1 The World’s Biggest Melting Pot
Narrator: Many large modern cities are very multicultural. People come from all over the world to live and work in places like London, Amsterdam, Sydney, Singapore, and São Paulo. But according to the Guinness book of World Records, one neighborhood in particular is the most diverse place in the world.
Welcome to Queens, New York.
New Yorker 1: We’re all immigrants. Who understands an immigrant better than an immigrant?
Narrator: Almost half of the population of Queens was born in another country. Its residents come from 100 different nations, and they speak almost 150 different languages. No racial or ethnic group is a majority here. There may be other neighborhoods with more foreign-born residents, but only here do we find so many different cultures, nationalities, and ethnicities in one place.
New Yorker 2: I know that, you know, I’m from Madras, the southern part of India. My parents lived there, and my grandparents lived there.
New Yorker 3: My mom is from South Korea, and on my father’s side, I am German, Irish, English, and I think a little bit of Native American, but that part I’m not sure.
New Yorker 4: My great-grandfather was Puerto Rican and his parents were Puerto Rican and so on and so forth, so as far as I know, we’ve always been Puerto Rican. And I feel connected to that, and when I look in the mirror, I see that, and I see my grandmother and my great-grandmother. It’s something that I cherish, and it’s something that I’m very protective of.
You have Eastern Europeans, you have Spanish, you have Turkish, you have Arabic. I like that! I like that very much.
Narrator: A 2001 study measured diversity using a simple idea: how likely is it that two randomly selected people have different backgrounds? In their study, Queens scored highest in the United States. As the most diverse community in the most diverse country in the world, it’s a fair claim. But even if there is no way to prove that it’s the most diverse place in the world, Queens is a great example of a melting pot.
Translation - Indonesian BAGIAN 1 Kuali Peleburan Terbesar di Dunia
Narator: Banyak kota-kota besar yang multikultural. Orang-orang datang dari berbagai
daerah di seluruh dunia untuk tinggal dan bekerja di tempat-tempat seperti
London, Amsterdam, Sydney, Singapore, dan Sao Paulo. Akan tetapi berdasarkan
the Guinness book of World Records, salah satu satu lingkungan yang terkenal
paling beragam di dunia.
Selamat datang di Queens, New York.
Warga New York 1: Kami semua adalah imigran. Siapa lagi yang lebih mengenal imigran dibanding
imigran itu sendiri?
Narator: Hampir setengah dari populasi wilayah Queens lahir di negara lain.
Penduduknya berasal dari 100 asal kebangsaan yang berbeda-beda, dan mereka
berbicara dengan hampir 150 bahasa yang berbeda pula. Tidak ada kelompok
ras atau etnik tertentu yang mendominasi di sini. Memang ada lingkunganlingkungan lain yang lebih didominasi dengan penduduk asing, akan tetapi
hanya disinilah kita bisa menemukan berbagai kultur, kebangsaan, dan etnis
yang berbeda-beda di satu tempat.
Warga New York 2: Aku tahu bahwasanya, aku berasal dari Madras, di bagian selatannya India.
Orang tuaku tinggal di sana, begitu pula kakek nenekku.
Warga New York 3: Ibuku berasal dari Korea Selatan, sedangkan dari sebelah ayahku, aku orang
Jerman, Irish, Inggris, dan kurasa sedikit keturunan Asli Amerika, walau aku tidak
terlalu yakin tentang itu.
Warga New York 4: Kakek buyutku berasal dari Puerto Riko dan orangtuanya juga dari Puerto Riko
seterusnya dan seterusnya, sejauh yang kutahu, kami selalu dan masih
merupakan orang Puerto Riko. Aku pun merasa terhubung dengan hal tersebut,
dan ketika aku melihat ke cermin, aku melihatnya, dan melihat nenekku dan
nenek moyangku. Itu adalah salah satu hal yang kuhargai dan sangat ingin
kulindungi.
Ada orang Eropa Timur, ada orang Spanyol, ada orang Turkiye, dan ada orang
Arab. Aku menyukai hal itu! Sangat menyukainya.
Narator: Sebuah studi pada tahun 2001 mengukur keberagaman menggunakan ide yang
sederhana: yaitu seberapa besar kemungkinan dua orang yang dipilih secara
acak berasal dari latar belakang yang berbeda? Dalam studi tersebut, Queens
meraih skor tertinggi di Amerika Serikat. Sebagai komunitas dengan
keberagaman tertinggi di negara yang memiliki keberagaman tertinggi di dunia,
klaim tersebut tidaklah asing. Namun walau tidak ada cara untuk membuktikan
wilayah tersebut sebagai tempat paling beragam di dunia, Queens merupakan
contoh yang baik untuk Kuali Peleburan
Arabic to Indonesian: نبذة تاريخية - Seuntai Sejarah AR -IND Translation and Localization General field: Art/Literary
Source text - Arabic نبذة تاريخية
معظم يهود تونس قدموا من إسبانيا في أواخر القرن الخامس عشر للميلاد. لكن كتب التاريخ يحكي أن يهود جربة، الجزية التونسية، قدموا من المشرق بعد حرق معبدهم من قبل نبوخذ نصر، ملك بابل وقائد جيوشها، قبل 2500 سنة... غزا القدس وأخرج اليهود منها، سبى نساءهم وأولادهم، ونهب ثرواتها وأموالها، وأنهى مملكة اليهود... فتوافد بعضهم على جربة، الجزيرة الساحرة، حيث استقر بهم المقام جيلا بعد جيل، حتى أنشؤوا أشهر دور عبادتهم ، الذي أصبح قبلة اليهود من جميع أنحاء العالم، ووجهة حجهم في القرون الأخيرة، والذي يعد أقدم معبد يهود في إفرقيا، ويقال إنه يحتوي واحدة من أقدم نسخ التوراة... وأقاموا الكثير من المعابد والمقامات التي تجاور المساجد، كما يجاور اليهود المسلمين... لكن عدد اليهود المقيمين في جربة في الوقت الحالي لا يتجاوز الألفين، وهم من أحفاد المهاجرين الأوائل الذين تشبثوا بالأرض وأقروا انتماءهم إلى البلاد التونسية، واندمجوا بين السكان واكتسبوا عاداتهم وطباعهم، حتى لم يعد هناك من يميزهم عنهم، غير بقائهم على دين أجدادهم.
Translation - Indonesian Seuntai sejarah:
Kebanyakan Yahudi Tunisia datang dan berasal dari Spanyol pada akhir abad kelima belas Masehi. Akan tetapi buku-buku sejarah menceritakan bahwa Yahudi Jarbah, Kepulauan Tunisia, datang dari Timur setelah pembakaran tempat ibadah mereka sebelum Nebuchadnezzar, Raja Babilonia dan panglima perangnya, 2500 tahun yang lalu... memerangi Al-Quds dan mengusir keluar kaum Yahudi, menyandera perempuan-perempuan dan anak-anak mereka, merampas harta kekayaan mereka, dan mengakhiri masa kerajaan Yahudi.
Maka sebagian dari mereka bermigrasi ke Jarbah, pulau yang memikat, di mana mereka tinggal dan menetap dari generasi ke generasi, sehingga mereka membangun rumah ibadah mereka yang paling masyhur “Sinagoge El Ghriba” yang kemudian menjadi kiblat kaum Yahudi dari seluruh penjuru dunia dan arah haji mereka beberapa kurun waktu terakhir. Sinagoge ini kemudian terdaftar sebagai tempat peribadatan Yahudi tertua di Afrika dan dikatakan bahwa di dalamnya terdapat salah satu naskah tertua kitab Taurat...
Mereka juga mendirikan banyak tempat peribadatan dan perkuburan yang berdampingan dengan masjid-masjid, sebagaimana kaum Yahudi hidup bertetangga dengan kaum Muslimin... Akan tetapi jumlah kaum Yahudi yang saat ini bermukim di Jarbah tidak lebih dari 2000 jiwa, mereka merupakan anak cucu imigran pertama yang bertahan di atas muka bumi, menetap dan tumbuh di Bumi Tunisia, membaur bersama penduduk setempat dan mengadopsi adat, kultur, dan kebiasaan mereka, hingga tidak ditemukan perbedaan antara kaum Yahudi dan penduduk setempat, kecuali keteguhan hati mereka atas agama nenek moyang mereka.